Takut Ganggu Komunikasi Bikin Gerindra Ogah Bocorkan Nama Dua Partai yang Ingin Gabung Koalisi

Kamis, 03 November 2022 | 21:36 WIB
Takut Ganggu Komunikasi Bikin Gerindra Ogah Bocorkan Nama Dua Partai yang Ingin Gabung Koalisi
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerindra masih merahsiakan dua nama partai di parlemen yang disebut-sebut akan bergabung di koalisi Gerindra-PKB.

Alasan Gerindra ogah membocorkan nama partai itu ialah untuk menjaga komunikasi politik yang masih berlangsung.

"Kami juga tidak mau mendahului menyebutkan nama-nama partai tersebut. Takut juga akan mengganggu komunikasi-komunikasi yang sudah ada," kata Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Sejauh ini, disampaikan Dasco, koalisi Gerindra-PKB memang terus membangun komunikasi intens dengan dua partai bakal calon anggota baru koalisi.

Baca Juga: PKB Kasih Ciri-ciri Dua Partai Parlemen yang Bakal Gabung Koalisi dengan Gerindra

"Terhadap partai yang akan kita ajak berkoalisi tentunya masih dalam komunikasi yang intensif," kata Dasco.

Anggota Baru Koalisi Gerindra-PKB

Gerindra memberikan sinyal akan ada dua partai di parlemen yang akan gabung dengan Koalisi Kebangkitan Indoesia Raya. PKB, rekan koalisi Gerindra membenarkan sinyal tersebut.

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengaku bahwa Gerindra juga sudah melakukan komunikasi dengan pihaknya atas adanya dua partai yang akan bergabung.

"Betul dari partai parlemen. Sudah, sudah terus sharing kita dan terus mengidentifikasi dan terus memastikan partai-partai itu," kata Huda kepada wartawan, Kamis (3/11/2022).

Baca Juga: Menyoal Ucapan Restu Jokowi Ke Prabowo Yang Bikin Petinggi Gerindra Kepedean, Benarkah Dukungan Untuk Nyapres?

Huda lantas memberikan sinyal dua partai mana yang dimaksud akan bergabung koalisi.

"Yang tadi itu, yang selama ini punya kedekatan komunikasi karena putaran Pilpres," kata Huda.

Tetapi, ia tidak mendetailkan partai yang dimaksud memiliki kedekatan komunikasi tersebut.

"Ya ada, ya kita jaga lah kita jaga, privasi masing-masing partai. Jadi belum bisa kita buka," kata Huda.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani memberikan isyarat, jika bakal ada partai politik baru yang bakal bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB untuk Pilpres 2024.

Ia menyebut satu atau dua parpol lagi akan bergabung ke koalisi Gerindra-PKB, dengan latar belakang yang saat ini eksis di Parlemen.

Muzani menyebut, harapan Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandara atau Cak Imin selaku ketua umum partai ingin koalisi diisi setidaknya 4 partai politik. Maka, koalisi Gerindra-PKB membutuhkan 1 sampai 2 partai lagi.

"Jika dimungkinkan maka tiga sampai empat partai politik insyaAllah bisa bergabung dalam koalisi Gerindra dan PKB yang bisa bertambah satu sampai dua partai lagi," kata Muzani kepada wartawan dikutip Kamis (3/11/2022).

Menurut Muzani, pihaknya sudah membuka pembicaraan terhadap partai-partai yang akan bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB.

"Sinyalnya nanti belakangan, tapi ya insyaAllah sudah ada mulai pembicaraan. Warna-warna sudah mulai keliatan, tapi warna-warna itu gelap lagi, kadang-kadang terang lagi, kira-kira seperti itu," ungkapnya.

Saat ditanya partai mana yang sudah mendekat ingin bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB, Muzani hanya menyebut jika partai tersebut eksis di DPR RI.

"Parlemen lah, parlemen gitu. Ya partai yang punya eksisting di Senayan, yang ada kursi di Senayan," tuturnya.

Lebih lanjut, Muzani menegaskan, pihaknya tak memiliki handicap sebagai halangan partai lain bergabung dalam koalisi. Ia menegaskan, bahwa Indonesia sebagai negara besar sehingga perlu kekuatan besar untuk mengurusnya.

"Prinsip Pak Prabowo adalah satu, Indonesia begitu besar, Republik Indonesia begitu luas, rakyatnya begitu banyak 270 juta, maka mengurus negara segede ini harus dengan kekuatan yang besar. Termasuk dengan kekuatan partai politik yang juga besar," ungkapnya.

"Diurus dua partai saja rasanya tidak cukup, tiga partai belum tentu sanggup, karena itu lebih banyak lebih baik," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI